Mencari Bumi Kedua

Perjalanan Teliti Planet Mars

MENCARI alternatif pengganti bumi merupakan tujuan utama eksplorasi Mars. Sejak lama ditengarai lewat penelitian luar angkasa, teleskop, dan citra satelit bahwa Mars memiliki karakter sama dengan bumi.

Mars memiliki dua buah bulan (satelit pengiring) yang disebut Probos dan Deimos. Planet itu juga dibekali pola kutub (es) yang tampak dari gunung tertinggi. Pola kutub itu dinamakan Olympus Mons. Karakter landscape di Mars pun mirip bumi yang penuh batuan.

Waktu pembentukan para batuan itu disinyalir juga tidak jauh beda dengan yang ada di Bumi. Hanya, ukurannya lebih kecil. Atmosfernya lebih tipis serta gersang. Hal itu pula yang merangsang negara-negara maju untuk mengadakan penelitian luar angkasa lebih lanjut di Mars.

Ekspedisi untuk meneliti Mars itu diawali Rusia pada era 1960-an, tepatnya 10 dan 14 Oktober dengan Marsnik I dan II. Namun, proses peluncuran misi tersebut mengalami kegagalan. Meski belum berhasil, rasa penasaran terhadap Mars terus berlanjut. Pada 1962, Mars 1 disiapkan untuk menggali da­ta. Peluncuran sukses dan beberapa gambar Mars bisa diabadikan. Tapi, setelah itu terjadi lost contact pada kedudukan 106,760,000 km dari bumi karena kerusakan antena orientasi sistem pada Mars 1.

Generasi Mariner, pesawat lu­ar angkasa rancangan Amerika Serikat, mu­lai muncul pada 1969. Tepatnya, pada 30 Mei 1971, Mariner 9 diluncurkan dan mengorbit sempurna untuk melakukan penelitian terhadap "Planet Merah." Ditengarai, Mariner 9 merupakan pesawat luar angkasa pertama yang mampu mengorbit dengan pas terhadap Planet Mars.

Pada era 1970-an, penjelajahan luar angkasa menuju Mars meningkat. Dari yang memiliki pantauan jarak dekat atau hanya mengorbit menjadi pendaratan. Hal itu dipelopori Mars 3. Namun, armada tersebut akhirnya juga harus hilang kontak dengan stasiun di bumi.

Penelitian mengenai Mars terus berkembang. Isu kehancuran bumi pada 2012 turut menjadi salah satu penyemangat segera selesainya . Peran teknologi sangat menunjang misi tersebut hingga akhirnya muncul Spirit dan Oportunity. Itu adalah robot yang bertugas memantau kondisi Mars.

Dengan mengendarai MER-A, dua robot tersebut sukses mendarat pada 4 Januari 2004 (Spirit) dan 25 Januari 2004 (Oportunity). Penelitian Mars pun kerap diliputi kontroversi. Penelitian selama ini yang menunjukkan Mars berwarna merah dan memilki atmosfer kurang bersahabat dibantah ilmuwan muda Jet Propulsion Laboratory (JPL).

Mereka mampu menunjukkan foto di daerah Martial Landscape yang berwarna. Gambarnya seperti batuan biasa dan tidak memiliki warna merah. Temperatur permukaan paling hangat mencapai 5 derajat Celsius dan paling dingin bisa -15 derajat Celsius. Sepertinya, penelitian tentang Planet Mars membutuhkan lembaga yang benar-benar independen. (che/bs/c6/kkn)

---

Fakta-Fakta Penemuan di Planet Mars

Batuan

Mengamati jenis batuan yang terdapat di Mars merupaakan salah satu tujuan peluncuran robot penjelajah Oprtunity. Dalam dua bulan terakhir ini, konsentrasi Oportunity adalah mendalami batuan yang dinamakan Marquette Island. Batuan ini tidak lebih besar dari bola basket, namun memilki komposisi yang khas dengan Mars.

Kandungan Sulfur

Pengamatan Spirit menunjukkan bahwa kandungan tanah sebagian Martian Landscape yang berwarna cerah didominasi sulfur dan air. Hal tersebut ditengarai dari bekas roda Spirit yang melintas di kawasan McCool Hill. Tampak dua garis roda serta lapisan tanah yang cukup mencolok dari lainnya.

Air

Potensi air memang yang diwajibkan bagi hunian manusia. Di Planet Mars ini, terdapat semacam situs yang menggambarkan adanya genangan air di masa lampau. Hal itu mampu ditengarai oleh Oportunity Rover pada tahun pertama menjelajah kawasan Mars. Endurance Crater diyakini cukup tergenang air sebelum akhirnya mengering.