Definisi Kanker Paru
Kanker paru adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dalam paru yang membelah dan tumbuh tidak terkendali, dan akhirnya menyebar dan tumbuh di luar organ paru. Kanker paru yang pertama tumbuh di paru disebut tumor paru primer dan yang tumbuh di organ lain disebut metastasis (3).
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru (4).
2.2 Etiologi Kanker Paru
Seperti umunya kanker yang lain penyebab yang pasti daripada kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya fakor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain (1).
Belum diketahui secara pasti bagaimana proses berubahnya sel normal menjadi sel ganas dan berkembang dengan cepat dalam tubuh seseorang. Kanker kini banyak ditemukan paling banyak pada mereka yang berusia produktif di atas 40 tahun, dan saat ini kecenderungan meningkat pada usia lebih muda dan pada perempuan (3).
2.2.1 Merokok
Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering (1928), telah melaporkan tingginya insiden kanker paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok (1). Selama tahun 2004 Rumah Sakit Persahabatan menangani 448 kasus keganasan toraks, dan 63,7% pasiennya adalah perokok. (6).
Merokok merupakan faktor resiko terbesar penyebab kanker paru, yang meningkatkan pertumbuhan sel kanker tak terkendali dalam jaringan paru. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok (seperti vinyl chloride, benzo (a) pyrenes, dan nitroso-nor-nicotine) dapat memicu terjadinya kanker paru (4, 5, 6).
2.2.2 Pemajanan terhadap asap rokok/tembakau
Perokok pasif juga rentan terkena kanker paru-paru meski kemungkinannya tidak sebesar perokok aktif. Di beberapa keluarga para perokok aktif dapat menjadi 'penyebar' kanker paru karena hubungan genetika (2).
Perokok pasif pun memiliki resiko terkena kanker paru yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Resiko kanker paru orang yang berpasangan dengan perokok 25% lebih besar dibanding orang yang tidak terpapar asap rokok. Sedangkan orang-orang yang terpapar asap rokok di lingkungan kerja resiko kankernya meningkat 17% (6).
2.2.3 Masukan zat kimia
Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok (4).
Zat kimia lain yang mungkin menyebabkan kanker paru adalah hidrokarbon aromatik, bijih radioaktif, radon, bis eter, arsenik anorganik, logam, seperti nikel, perak, kromium, kadmium, berilium, kobalt, selenim, besi (2, 4).
2.2.4 Pemajanan terhadap radiasi ionisasi
Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang cukup (5).
2.2.5 Pemajanan terhadap polusi udara
Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Pasien kanker paru lebih banyak ditemukan di daerah urban yang banyak polusi udaranya dibandingkan yang tinggal di daerah rural (1, 5).
2.2.6 Riwayat penyakit paru kronis
Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis (4).
2.2.7 Masukan sedikit vitamin A
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. Riset menunjukkan telah ada hubungan antar diet rendah masukan vitamin A dan terjadinya kanker paru. Telah menjadi postulat bahwa vitamin A berkaitan dengan pengaturan diferensiasi sel (1).
2.2.8 Genetik
Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni proto oncogen, tumor supressor gene, gene encoding enzym (1).
2.2.9 Teori onkogenesitas
Rokok selain sebagai inisiator juga merupakan promotor dan progresor, dan rokok diketahui sangat berkaitan (terbesar) dengan terjadinya kanker paru. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetik yang pada permulaan terbatas pad sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya bahkan mengenai organ lain (1).
2.3 Jenis-jenis Kanker Paru
2.3.1 Berdasar Histopatologi
2.3.1.1 SCLC (Small Cell Lung Cancer)
Gambaran histologis khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit sekali nukleoli. Sel kecil ini cenderung berkumpul di sekeliling pembuluh darah hilus menyerupai pseudoroset. Sel-sel yang bermitosis banyak sekali ditemukan, begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang terlepas menyebabkan warna gelap di sekitar pembuluh darah. Karsinoma sel kecil terletak di tengah di sekitar percabangan utama bronki (1, 4).
2.3.1.2 NSCLC (Non Small Cel Carcinoma)
Karsinoma sel skuamosa/karsinoma bronkogenik. Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratinisasi dan pembentukan “bridge” intraselule, studi sitologi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuamosa ke karsinoma in situ (1).
a. Adenokarsinoma
Memperlihatkan susunan sel seperti kelenjar bronkus dan mengandung mukus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru-paru dan fibrosis interstitial kronik. Lesi sering meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala-gejala sampai metastasis yang jauh (4).
Khas dengan bentuk formasi glandular dan kecenderungan ke arah pembentukan konfigurasi papilari. Biasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru (scar). Dengan penanda tumor CEA (Carcinoma Embrionic Antigen) karsinoma ini bisa dibedakan dari mesotelioma (1).
b. Karsinoma bronkoalveolar
Merupakan subtipe dari adeno-karsinoma, mengikuti/meliputi permukaan alveolar tanpa menginvasi atau merusak jaringan paru. Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru (1, 4).
c. Karsinoma sel besar
Ini suatu subtipe yang gambaran histologinya dibuat secara eksklusion. Termasuk NSCLC tapi tak ada gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, sel bersifat anaplastik, tak berdiferensiasi, biasanya disertai oleh infiltrasi sel netrofil. Merupakan sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Cenderung tumbuh pada jaringan paru-paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh (1, 4).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dalam paru yang membelah dan tumbuh tidak terkendali, dan akhirnya menyebar dan tumbuh di luar organ paru. Kanker paru yang pertama tumbuh di paru disebut tumor paru primer dan yang tumbuh di organ lain disebut metastasis (3).
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru (4).
2.2 Etiologi Kanker Paru
Seperti umunya kanker yang lain penyebab yang pasti daripada kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya fakor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain (1).
Belum diketahui secara pasti bagaimana proses berubahnya sel normal menjadi sel ganas dan berkembang dengan cepat dalam tubuh seseorang. Kanker kini banyak ditemukan paling banyak pada mereka yang berusia produktif di atas 40 tahun, dan saat ini kecenderungan meningkat pada usia lebih muda dan pada perempuan (3).
2.2.1 Merokok
Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering (1928), telah melaporkan tingginya insiden kanker paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok (1). Selama tahun 2004 Rumah Sakit Persahabatan menangani 448 kasus keganasan toraks, dan 63,7% pasiennya adalah perokok. (6).
Merokok merupakan faktor resiko terbesar penyebab kanker paru, yang meningkatkan pertumbuhan sel kanker tak terkendali dalam jaringan paru. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok (seperti vinyl chloride, benzo (a) pyrenes, dan nitroso-nor-nicotine) dapat memicu terjadinya kanker paru (4, 5, 6).
2.2.2 Pemajanan terhadap asap rokok/tembakau
Perokok pasif juga rentan terkena kanker paru-paru meski kemungkinannya tidak sebesar perokok aktif. Di beberapa keluarga para perokok aktif dapat menjadi 'penyebar' kanker paru karena hubungan genetika (2).
Perokok pasif pun memiliki resiko terkena kanker paru yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Resiko kanker paru orang yang berpasangan dengan perokok 25% lebih besar dibanding orang yang tidak terpapar asap rokok. Sedangkan orang-orang yang terpapar asap rokok di lingkungan kerja resiko kankernya meningkat 17% (6).
2.2.3 Masukan zat kimia
Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok (4).
Zat kimia lain yang mungkin menyebabkan kanker paru adalah hidrokarbon aromatik, bijih radioaktif, radon, bis eter, arsenik anorganik, logam, seperti nikel, perak, kromium, kadmium, berilium, kobalt, selenim, besi (2, 4).
2.2.4 Pemajanan terhadap radiasi ionisasi
Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang cukup (5).
2.2.5 Pemajanan terhadap polusi udara
Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Pasien kanker paru lebih banyak ditemukan di daerah urban yang banyak polusi udaranya dibandingkan yang tinggal di daerah rural (1, 5).
2.2.6 Riwayat penyakit paru kronis
Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis (4).
2.2.7 Masukan sedikit vitamin A
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. Riset menunjukkan telah ada hubungan antar diet rendah masukan vitamin A dan terjadinya kanker paru. Telah menjadi postulat bahwa vitamin A berkaitan dengan pengaturan diferensiasi sel (1).
2.2.8 Genetik
Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni proto oncogen, tumor supressor gene, gene encoding enzym (1).
2.2.9 Teori onkogenesitas
Rokok selain sebagai inisiator juga merupakan promotor dan progresor, dan rokok diketahui sangat berkaitan (terbesar) dengan terjadinya kanker paru. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetik yang pada permulaan terbatas pad sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya bahkan mengenai organ lain (1).
2.3 Jenis-jenis Kanker Paru
2.3.1 Berdasar Histopatologi
2.3.1.1 SCLC (Small Cell Lung Cancer)
Gambaran histologis khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit sekali nukleoli. Sel kecil ini cenderung berkumpul di sekeliling pembuluh darah hilus menyerupai pseudoroset. Sel-sel yang bermitosis banyak sekali ditemukan, begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang terlepas menyebabkan warna gelap di sekitar pembuluh darah. Karsinoma sel kecil terletak di tengah di sekitar percabangan utama bronki (1, 4).
2.3.1.2 NSCLC (Non Small Cel Carcinoma)
Karsinoma sel skuamosa/karsinoma bronkogenik. Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratinisasi dan pembentukan “bridge” intraselule, studi sitologi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuamosa ke karsinoma in situ (1).
a. Adenokarsinoma
Memperlihatkan susunan sel seperti kelenjar bronkus dan mengandung mukus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru-paru dan fibrosis interstitial kronik. Lesi sering meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala-gejala sampai metastasis yang jauh (4).
Khas dengan bentuk formasi glandular dan kecenderungan ke arah pembentukan konfigurasi papilari. Biasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru (scar). Dengan penanda tumor CEA (Carcinoma Embrionic Antigen) karsinoma ini bisa dibedakan dari mesotelioma (1).
b. Karsinoma bronkoalveolar
Merupakan subtipe dari adeno-karsinoma, mengikuti/meliputi permukaan alveolar tanpa menginvasi atau merusak jaringan paru. Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru (1, 4).
c. Karsinoma sel besar
Ini suatu subtipe yang gambaran histologinya dibuat secara eksklusion. Termasuk NSCLC tapi tak ada gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, sel bersifat anaplastik, tak berdiferensiasi, biasanya disertai oleh infiltrasi sel netrofil. Merupakan sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Cenderung tumbuh pada jaringan paru-paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh (1, 4).